Kamis, 07 April 2011

Segitiga Beda Sisi

Segitiga Beda Sisi


PAGI-PAGI sekali,saat gue nyabu nyarap bubur ayam di depan sekolah,Zia menghampiriku.
Mie,gue boleh nanya nggak?”tanyanya ke gue sehabis pesan gado-gado.”Gue mau nanyain tentang seseorang sama lo,”cerocos Zia tak beri kesempatan.”Setau gue,lo kan deket sama Marcell,lo pasti tahu dong semua hal-hal yang berkaitan dengan dia.hobinya,tempat tongkrongannya,atau tipe ceweknya.Bantuin gue ya,Mie!”Zia memohon.

“Ooo, jadi lo mau ngegebet si marcell neh…ciehhh”
“Bener kan lo tau tentang dia?”
Akhirnya gue bilangin juga kalo Marcell itu jago basket dan bisa main biola.”Berarti bisa nyanyi juga cdong!”celetuk Zia penuh semangat.
“Nyantai aja kale.sorry nih,untuk yang satu ini,dengan sangat menyesal gue harus bilang :suaranya tuh fals!”

“Trus,tipe ceweknya gimana?”Zia tak peduli.”Dia suka cewek yang enak diajak ngobrol,pengertian,nggak posesif-mau tau semua yang dia lakuin.pokoknya cewek itu model easy going.kalo Marcell pengen curhat,ya dia dengerin,tapi kalo nggak,ya diemin aja,”jawab gue panjang lebar.

“Menurut lo,gue termasuk tipe nya nggak?”Tanya Zia pantang menyerah,sekalipun kali ini mendadak tampak lesu.”kalo lo mau dia suka sama lo,bukan berarti lo harus jadi tipe cewek kayak yang ada dipikirannya.be your self aja kale…”
                                   
                                    ***
SUATU siang di kelas.
“Mar,lo ikutan servey ke anyer nggak?”Tanya gue sambil mencondongkan kepala ke tempat duduk Marcell.”Emangnya siapa aja yang bakalan ikut?”Marcell balik bertanya.
“lo ini gimana sih?ditanya kok malah balik bertanya .Ya,paling pengurus inti sama seksi humas,”jawab gue.”Berangkat jam berapa?”Tanya Marcell dengan tatapan matanya yang bikin gue salting.

Nggak tau sejak kapan Marcell terasa karib dengan gue.dia sering menceritakan segala kekhawatirannya,kebahagiaannya,dan segala kebimbangannya pada gue.gue juga nggak tau,sejak kapan gue mulai menunggu ceritanya,keluh kesah,dan tentunya tatapan matanya yang terkadang menampakan kesedihan.
“Besok ngumpul di skul,jam 7 biar nggak kena macet.juga kita bisa lebih lama di sana,”jawab gue penuh semangat.Ooo,…,,lagi-lagi mata itu bikin gue begitu terlena.

“Oya,Mie!lo jangan lupa bawa bikini,ya!udah lama gue nggak liat cewek pake bikini!”Parah!

                                    ***
Sesampai di anyer,seusai santap siang,gue dan teman-teman mutusin bermain-main di pantai.semuanya terlibat,nggak ada yang nggak ikut nyebur ke air.begitu matahari nyaris ambles di cakrawala,teman-teman beranjak ke conttage-kecuali gue dan Marcell.
“Lo ga masuk,Mie?ntar masuk angin loh,”Ucap marcell sambil duduk di sebelah gue.
“Ntar lagi aja.di Jakarta kan lo nggak bakalan ngeliat sunset yang begini indahnya,”sahut gue sambil terus memandangi laut.Romantik amat,ya…”kalo lo mau ke dalam,nggak apa-apa kok,”Sambung gue sambil memainkan pasir.

Tiba-tiba saja gue udah berada dalam pelukan Marcell.gue kaget,tapi gue bener-bener ngerasain kehangatannya.”Gue nggak akan ninggalin lo sendirian.lo masuk,ya…baju lo udah basah gini!”bisik Marcell sambil agak melonggarkan pelukannya.Entah karena terbawa suasana pantai yang menghanyutkan atau karena terpukau tatapan mata Marcell yang juga sama-sama menghanyutkan,gue nggak sanggup menolak saat bibirnya mendekati muka gue.justru di saat itu,mendadak gue teringat wajah Zia yang selalu berseri-seri kala membicarakan Marcell.gue menarik tubuh dari pelukannya.

“Sorry Mie,bukannya gue mau berbuat yang nggak sopan sama lo.Gue…”
“Udahlah,Mar,nggak usah dibahas,”sergah gue mengigil.”Mie,selama ini gue bener-bener sayang sama lo.Cuma lo yang mau dengerin semua cerita gue.Cuma lo yang selalu bantu ngadepin masalah-masalah gue,Mie.selama ini gue nggak yakin apa harus jujur sama lo.gue takut kehilangan lo kalo lo tau semua ini.tapi gue juga nggak ingin suatu hari nanti ngerasa nyesel karena nggak ngungkapin isi hati gue.Mie,gue ingin selalu melindungi lo.gue ingin jadi cowok lo.lo mau kan?”ucap Marcell sambil menatap gue tajam.

“Mar,apa lo nggak tau kalo Zia itu suka sama lo?gue nggak mau nyakitin perasaan dia.lagi pula Zia itu lebih dari segalanya,Mar,”sahut gue.
Gue mulai merasa mual.”Tapi,Mie,cinta kan nggak bisa di paksain,apa gue salah kalo gue lebih milih lo ketimbang Zia?gue lebih milih lo walau lo nggak lebih pinter,lebih kaya dari Zia.gue sayang sama lo walau lo sering ngeledekin gue dan terkadang galak sama gue.itu namanya cinta yang tulus.Mie.lagi pula siapa yang bilang lo nggak lebih cantik dari Zia?lo punya sesuatu yang nggak dimiliki cewek lain.”

Gue lihat ada yang terluka dalam hati Marcell.gue lihat itu dari tatapan matanya.haruskah gue menyakiti Marcell?tapi gue juga nggak sanggup membuat Zia merasa kecewa!”Tapi,Mar,gimana lo bisa milih gue ketimbang Zia,padahal lo belum satu kalipun ngobrol sama dia?kenapa enggak lo coba dulu?siapa tau aja lo bisa ngerasain chesmystri?siapa tau lo juga bisa curhat-curhatan sama dia….”

                                    ***
TIGA  bulan sejak kejadian di Anyer,gue lihat marcell begitu mesra dengan Zia.tak jarang gue diajak berpergian bareng mereka.Marcell selalu memperlakukan Zia dengan sangat romantis dan istemawa.Cemburukah gue?Mungkin…Mungkin juga gue merasa agak menyesal,tapi mungkin inilah jalan terbaik.

Ah,biarlah segitiga di antara kami tidak sama kaki,tidak pula sama sisi.Mencari,Mendapatkan dan memelihara persahabatan jauh lebih susah ketimbang memburu,menangkap,dan memelihara kekasih.Aku percaya,tuhan akan menjadikan segalanya indah pada waktunya.














1 komentar:

  1. kangen juga sama tulisan aku yg ini..kalau tidak salah ini publish di tahun 2005 ya...hehehe...senang ada yg mengapresiasi cerpen segitiga beda kaki, ini...salam kenal!

    BalasHapus