Kamis, 07 April 2011

The love choir

Beberapa Kisah Cintaku

The Love Choir

Aku dan Bian sudah berteman sejak masih kelas dua SMP.saat itu sama sekali tidak ada bayangan bahwa hubungan kami akan berlanjut ke tahap sekarang ini. Yah,namanya juga masih bau kencur.apa sih yang dipikirkan anak umur tiga belas tahun waktu itu?
Aku masih ingat betul bagaimana Bian menembakku.Itu pertama kalinya bagiku.saat itu kami duduk di kelas 3 SMP.kira-kira di akhir Cawu I, di sekolah kami diadakan sebuah pentas seni.tahukan yang namanya pentas seni ramainya minta ampun.dan selama tiga hari,di sekolah kami tidak ada kegiatan belajar mengajar.yang ada cuman “NgeBand”,jingkrak-jingkrak,dan jerit-jerit enggak karuan .bagiku,yang waktu itu benar-benar tipe anak Bibliomania,acara macam begitu sama sekali tidak menarik perhatianku.Aku lebih suka menghabiskan waktu-waktu kosong bersama gerombolanku di dalam kelas sambil membahas soal-soal Ebtanas.
Waktu aku SMP dulu,aku ini bener-bener “ndeso” habis.bayangkan saja,selama 3 tahun,lagu barat yang kutahu Cuma lagu I Have A Dream-nya Westlife.Nggak ada yang kupikirkan selain belajar dan belajar.bagiku,pujian dan penghargaan yang diberikan guru dan teman-teman itu adalah segala-galanya. “Gila,Mia pinter banget!Aljabar kan susah banget!”adalah makanan yang sudah jadi makananku setiap hari.Aku sampai tidak ada waktu untuk ngegebet cowok,pakai lipgloss,atau jalan-jalan ke Mall seperti yang kebanyakan anak cewek di kelasku lakukan setiap hari.sama sekali nggak pernah.
Lalu Bian sendiri?Wah,dia itu cowok yang ramai banget!entah bagaimana caranya,ia tidak pernah bersusah payah mendapat rangking satu untuk bisa menarik perhatian guru dan teman-teman sekelas.yang jelas,kepribadian kami bagai bumi dan matahari.
Kami sekelas saat masih di kelas dua.tapi begitu di kelas tiga,kelas kami berpisah.tapi meski begitu,kelas kami masih bersebelahan.jadi hanya dari dalam kelasku saj,aku sudah bisa mendengar jeritan dan ketawanya yang nggak karuan setiap jam istirahat.kuakui saat masih kelas dua,hubungan kami terbilang akrab.kami sering bekerja dalam satu kelompok tugas.dan Bian sering sekali membantuku saat olah raga(terutama kalau tes lompat tinggi,dimana aku SERING sekali NYANGKUT di papan lompat).dan karena dirinya yang begitu terbuka dan bersahabat,hampir tak ada bagian dari sekolah kami yang tidak kenal dengan namanya.termasuk aku,yang saat itu menganggapnya sebagai teman laki-laki terhebat yang pernah kumiliki.
Lalu semua itu berubah,saat pentas seni (pensi) pada hari kedua.disekolahkuada ektrakulikuler paduan suara.dan paduan suara SMP kami saat itu sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba di bandung.tapi karena kekurangan dana,mereka melakukan semacam ngamen,dengan tampil di atas panggung pensi dan menyanyikan lagu apapun yang di minta penonton dengan imbalan uang.saat giliran mereka naik panggung,aku sedang duduk di bangku penonton (saat itu aku terseret-seret temanku yang begitu inginnya menonton paduan suara).awalnya paduan suara itu menyanyikan lagu-lagu pop biasa,lalu saat memasuki lagu ketiga,sang direjen itu berhenti dan membalikkan tubuhnya kea rah penonton.
“Bapak-Ibu Guru dan temanku sekalian ,”kata Ria,sang direjen.”sekarang kami akan menyanyikan sebuah lagu yang khusus di pesan oleh seseorang.lagu ini khusus di persembahkan olehnya untuk seorang perempuan yang dia suka selama hampir setahun!!lautan tepuk tangan dan sorak yang kurasa hampir meledakkan telingaku bergempita dimana-mana.seluruh murid mendadak berkumpul di tengah lapangan .
“Oke,oke!!Tenang,para hadirin,”ujar Ria denga cengar-cengir nggak karuan di atas panggung.”Dia bilang,cewek yang di taksirnya suka banget dengan lagu ini.dan demi lagu ini,dia membayar kami dengan Semua Uang Sakunya Bulan Ini!!!”Ramai lagi,benar-benar kalah sama suara bom kuningan.Kemudian Ria berbalik menjetikkan tangannya kembali.suasana mendadak sepi,seakan ingin mendengarkan apa yang bakal paduan suara itu nyanyikan.lalu kekagetan besar benar-benar menimpaku semenit kemudian .bukan karena suara paduan suara itu menyanyikan lagu I Have A Dream-nya Westlife,bukan karna beberapa murid sekelasku kini melirik dengan mata sebesar bola golf ke arahku,bukan juga karena paduan suara di panggung itu,dan juga seisi sekolah,kini melirik ke rah seorang cowok jabrik yang sedang berjalan ke tengah lapangan.buka itu!!
Tapi karena si cowok jabrik itu kini mendatangani tempat dudukku.Ya,Bian mendatangi AKU!!!!!!!!!!!!! Saat paduan suara itu berhenti bernyanyi,dan seisi sekolah termasuk para guru melirik padaku,dan teman-teman se-geng ku menatap Bian seakan dia makhluk Pluto yang baru mendarat di bumi,Bian menarik tanganku supaya ikut berdiri bersamanya.saat itu,saking kagetnya,di kepalaku sama sekali tidak kepikiran apapun.jadi aku ikuti saja apa yang Bian mau.lalu,dengan sebuah Microphone di tangan kanan nya,Bian menatapku dan berkata,
“Mia,gue suka sama lo.lo mau nggak pacaran sama gue?”semua bocah di tempat itu menjerit hingga kurasa kalau pesawat AS datang dan menjatuhkan rudal di tempat itu sih mereka bodoh amat.semua guru berdiri,mendelik ke arahku,dan ikut bertepuk seakan kami ini sedang bermain topeng monyet.sementara aku?Wah,wajahku sudah nggak karuan,mungkin sudah semerah darah,atau bahkan seungu terong.yang jelas,kjadian itu benar membuatku malu,dan sedikit terharu mungkin.
Tentu saja,aku ini sama sekali nggak ada cakep-cakepnya.malah,kalau boleh jujur nih aku ini kurus banget,tapi kenapa ,Bian,cowok asyik yang meski tampangnya nggak ada coverboynya sama sekali,bisa suka denganku yang begini?sampai harus mengorbankan uang sakunya demiku?
Itu aneh sekali,tapi romantis,tapi dasar diriku.harga diri rangking satuku tetaplah segala-galanya,aku tidak mau pacaran karena akan menggangu nilai-nilaiku.aku tak mau para guru akan mengganggap bahwa aku ini sama dengan anak-anak lain.aku mau mereka tetap mengganggap diriku ini adalah murid teladan dan bisa di banggakan oleh mereka.dan itulah yang berada dalam pikiranku sejenak.jadi,seharusnya aku mengatakan “Tidak”pada Bian.Ya,aku harus menolaknya.lalu ku tatap kedua mata besarnya yang entah kenapa terasa memikat untuk sesaat.kutarik nafasku dalam-dalam dan kuraih Microphone di tangannya dan berkata,
“Tentu saja mau!!kok masih nanya,sih??” lalu seisi sekolah menjerit riuh dengan mengelu-elukan nama kami.Bian mencium pipiku sebagai tanda sayang.aku benar-benar tidak tahu mengapa yang kukatakan justru berbeda dengan apa yang kupikirkan.tapi begitu Bian mengecup pipiku oh…rasanya semua kekecewaan itu segera lenyap seperti angin.saat itulah aku menyadari bahwa saat aku berpikir tadi itulah saat dimana aku sedang berbohong.tapi hatiku ternyata tidak bisa melakukan itu.dan setelah kukatakan penerimaan itulah ,hatiku menjerit begini,
“Ya ampun,ini dia cowok yang Tuhan kirimkan untukku.”Kami berpacaran sejak saat itu.dan hubungan kami telah berlangsung selama 2 tahun Bian sudah membuat hari-hariku berwarna-warni,melebihi warna pelangi.ah..aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi andaikan saat itu aku mengatakan “Tidak” padanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar