Kamis, 07 April 2011

Pembangunan Ekonomi Masa Depan Aceh


Pembangunan Ekonomi Masa Depan Aceh
Aceh memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya. Sumber-sumber tersebut tidak hanya dalam bentuk migas tetapi juga nonmigas, seperti sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Supaya potensi tersebut dapat memberi kesejahteraan seluruh rakyat, maka pengelolaan (manajemen) dan produk regulasi mesti memihak pada keberlangsungan kehidupan rakyat. Di sektor pertanian, misalnya, Aceh memiliki lahan yang sangat luas dan subur, seperti kawasan pantai timur dan kawasan pegunungan (Aceh bagian tengah). Di sektor perikanan, sepanjang pantai timur dan barat, bahkan sektor ini sangat memungkinkan untuk pengembangan perikanan air tawar.
Selain pertanian dan perikanan, sementara sektor pariwisata juga sangat menjanjikan, memiliki beberapa pulau seperti pulau Simeulu, Pulau banyak, Pulau Aceh dan Pulau Sabang. Selain kepulauan, kawasan daratan juga memiliki lokasi pariwisata yang cukup bagus seperti di Aceh jaya, Aceh Besar dan Aceh Tengah. Bukan hanya keindahan alam semata tetapi masih banyak situs-situs peninggalan sejarah lainnya.Upaya pemerintah Aceh menguatkan ekonomi masyarakat melalui program Aceh Green dan Moratorium Logging perlu kita apresiasikan. Masyarakat perlu mengambil inisiatif-inisiatif untuk menerjemahkan program tersebut secara konkrit dan bisa diimplementasikan dipedesaan maupun perkotaan.
Pengelolaan Potensi Ekonomi
          Mengelola potensi-potensi yang digambarkan di atas, Pemerintah Aceh memiliki peran utama, khususnya sistem manajemen birokrasi, rumusan program, pengelolaan anggaran, dan produksi regulasi, dan lain-lain. Pemerintah harus membuka kesempatan bagi partisipasi masyarakat dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Oleh karena itu, pengelolaan potensi alam tidak hanya dimonopoli oleh Pemerintah semata, tetapi masyarakat pun mampu memberikan pelayanan bagi siapapun yang membutuhkannya. Kecuali, hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya pemerintah dan tidak mungkin bisa dilakukan oleh non-state. Secara konkrit, pengembangan ekonomi dapat didorong pada sektor pertanian, prioritas tanaman yang masa tanam/produksi jangka pendek, seperti palawija dengan jenis yang berbeda. Palawija ini menjadi prioritas karena siklus masa tanam dan produksi serta kebutuhan konsumen tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga masyarakat secara cepat dapat mengikuti siklus modal, masa tanam dan panen (hasil).
Selanjutnya masyarakat dapat mempersiapkan untuk tanaman jangka menengah, seperti  perkebunan buah, kopi, coklat, dan lain sebagainya. Hasil produksi jangka pendek dan menengah, selanjutnya menjadi dukungan bagi pengembangan usaha jangka panjang seperti sawit, karet, pohon jati, dan sebagainya.
          Kemudian paska produksi bisa dikembangkan sistem pengolahan hasil produksi (agribisnis dan teknologi), di mana keberadaan industri pengolahan produksi pertanian dapat menjaga kestabilan harga, dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Selanjutnya mengelola potensi hutan. Potensi kawasan pinggir hutan, memiliki jenis tanaman yang menguntungkan masyarakat seperti pohon aren (bak jok), rotan, bambu dan pohon-pohon yang bisa digunakan untuk berbagai jenis perabotan. Selain itu, hutan juga mampu memproduksi O2 (oksigen) yang merupakan produk yang bisa menyeimbangi karbondioksida yang banyak diproduksi oleh Negara-negara industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar